berita baru

Kamis, 12 April 2012

Menjadi Islam Gaya Mike Tyson

Menjadi Islam Gaya Mike Tyson

Menyumbang masjid, dan bersedekah ke pengemis. Menikah di kapel.

Jum'at, 9 Maret 2012, 23:13 WIB
Denny Armandhanu
Mike Tyson berpose di dekat Ka'bah  
VIVAnews – Mike Tyson mengambil wudhu, dan lalu masuk menuju mimbar Masjid An-Nabawi di Madinah. Dia berkopiah putih. Rahangnya yang kokoh itu bergetar. Mulutnya merapal doa. Matanya berkaca-kaca.

Di depan makam Nabi Muhammad SAW, tangis Tyson pecah. Setengah jam dia terbata-bata membaca ayat-ayat al-Qur’an.  "Aku tak sanggup menahan tangis saat berada di salah satu taman surga ini," ujar Tyson. Dalam perjalanan umroh tiga tahun silam, dia berziarah ke tempat suci itu.

Sudah sepuluh tahun Tyson memeluk Islam. Baru kali itu dia pergi ke Tanah Suci. Seperti diakuinya kepada media, sejak berjumpa dengan Islam, dia lebih sabar. "Saya menjadi lebih baik.  Saya menyerahkan diri kepada Allah”, ujarnya. Dia juga berusaha salat lima waktu.

Tyson mengenal Islam di penjara. Dia menjalani hukuman kasus perkosaan atas Desiree Washington. Karena berkelakuan baik, hukumannya diringankan jadi tiga tahun.  Seorang ulama dari Nation of Islam, organisasi Muslim kulit hitam di Amerika Serikat, Muhammad Sideeq, mengajarinya tentang Islam.  Di masa itulah, antara 1992-1995, Tyson mengucapkan syahadat.

Bebas pada 1995, Tyson kembali berkarir di atas ring. Usianya 26 tahun, tapi di pinggangnya melekat sabuk juara dunia tinju kelas berat tiga versi. Dia petinju termuda meraih gelar juara WBC, WBA dan IBF sekaligus. Dari 19 pertandingan profesionalnya dia menang KO, dan 12 di antaranya lawan roboh di ronde pertama.

Begitu bebas, Tyson melakukan sujud syukur. Sejumlah tokoh Nation of Islam menemaninya, begitu ditulis oleh situs Desert News. “Saya adalah seorang manusia. Saya menjalaninya, dan tak takut mati,” begitu kata Tyson, yang lalu menjadi ucapannya yang kerap dikutip.  Hidup secara Islam, rupanya membuat dia tak risau.

Titik balik
Menjadi Muslim adalah titik balik lelaki yang hidupnya keras ini. Lahir pada 1966, Tyson besar bersama ibunya. Ayahnya pergi dari rumah, dan meninggalkannya saat dia berusia dua tahun. Dalam sebuah wawancara, Tyson mengaku ayahnya seorang mucikari dan ibunya seorang pecandu alkohol.

Dia lalu tumbuh menjadi pemuda beringas, dan gemar berkelahi. Pada usia 16 tahun, ibunda Tyson meninggal. Hidupnya sebelumnya melarat, sepeninggal ibunya semakin terpuruk. 

"Saya tak pernah melihat ibu bangga pada saya.Dia hanya mengenal saya sebagai anak liar yang berlarian di jalan, pulang dengan baju baru yang entah dari mana. Saya tidak pernah punya kesempatan mengenalnya lebih baik. Sebagai petinju, itu tidak berpengaruh. Tapi sebagai manusia, itu menghancurkan emosi dan kepribadian saya," kata Tyson menggambarkan kenangan tentang ibunya.

Sejak itu, Tyson dirawat oleh seorang pelatih tinju, Cus D'Amato. Di tangannya, pemuda ini dipatri menjadi sosok Si Leher Beton, si petinju langganan menang KO, pemegang sabuk juara dunia termuda sepanjang sejarah.

Karirnya runtuh setelah tersandung kasus yang merusak reputasinya. Pada Juli 1991, Tyson ditahan karena dituduh memperkosa Desiree Washington, Ratu Black Rhode Island, di sebuah hotel di Indianapolis.  Pada 1992, hakim memvonisnya10 tahun hukuman: enam tahun penjara, dan empat tahun masa percobaan.

Di penjara inilah Tyson mengenal Islam.  Seperti ditulis Toledo Blade, dia bersama 50 tahanan lainnya ikut dalam kelompok diskusi yang membicarakan soal Islam, matematika dan pelajaran lainnya.

Siddeeq kala itu seorang sukarelawan yang mengajar aljabar sekaligus imam salat bagi tahanan Muslim. Tysontalk menulis ketertarikan Tyson atas Islam sangat besar. Dia juga tak bodoh seperti dikira orang. Tyson, kata Siddeeq, melahap sejumlah bacaan berat. Di antaranya karya Voltaire, Alexander Dumas, Machiavelli, dan Maya Angelou.

Kala itu, ihwal Tyson memeluk Islam masih simpang siur. Banyak rekan-rekannya membantah. Seperti halnya Cassius Marcellus Clay, Jr. yang mengganti namanya menjadi Muhammad Ali ketika masuk Islam, Tyson memilih nama Malik Abdul Aziz.

Dia juga pernah menyumbang ratusan ribu dolar bagi pembangunan masjid baru di sekujur Amerika Serikat. Tysontalk juga menuliskan, setiap Tyson berbicara di depan orang banyak, dia kerap membukanya dengan surat al-Fatihah. Laku inilah, konon, membuat istri Malcolm X menangis haru.

Dalam keadaan terpuruk, kecintaannya pada Islam tetap. Pada 2 Juli 2010, Mike “Malik” Tyson pun berangkat umrah.

Kawin
Sejak memeluk Islam, Tyson berubah. Dia tampak lebih sabar, dan ikhlas.
Misalkan, pada satu malam, dia berjalan bersama Stacey McKinley, seorang pelatih tinju. Di tengah jalan, mereka berjumpa seorang lelaki pengemis. Tyson sontak merogoh kocek, dan memberikan lelaki itu seratus dolar. McKinley bingung. “Tahukah kamu dia hanya akan menghabiskannya untuk membeli ganja,” dia bertanya.

Tyson menjawab, “Hanya Allah yang bisa menilainya”.

Dia memang bersemangat dengan keyakinan itu. Misalnya, dulu usai pertandingan, saat diwawancara di atas ring, ayah empat anak ini berteriak lantang: "Saya hanya punya satu Tuhan, dan Muhammad adalah rasul saya." Rekaman adegan itu bisa disaksikan di laman Youtube.

Setelah skandal gigit telinga melawan Evander Holyfield pada 1997 silam, karir tinju Tyson perlahan meredup. Pada 2003, dia mengajukan pailit. Ekonominya hancur. Beberapa pertandingan setelahnya, Tyson mulai melemah, terutama pasca operasi pada dengkulnya di tahun 2005.

Sebelum operasi, Tyson menghadapi Kevin McBride pada 11 Juni 2005. Inilah pertandingan terakhirnya. Dia menyerah di awal ronde ke tujuh, setelah tersungkur dihantam McBride.  Sejak itu dia tak lagi naik ring, dan menggantung sarung tinju.

"Saya sudah tidak punya semangat dan jiwa bertarung lagi. Saya ingin melanjutkan, tapi saya pasti babak belur. Saya bertanding demi melunasi seluruh tagihan saya," kata Tyson saat itu.

Setelah pensiun bertinju, kehidupannya anjlok. Pada 2006, dia ditahan akibat berkendara sambil mabuk di Scottsdale, Arizona, sepulangnya dari klab malam. September 2007, dia terbukti bersalah, dipenjara 24 jam dan tiga tahun masa percobaan.  Dua tahun kemudian dia kembali berurusan dengan polisi: berkelahi di bandara Los Angeles dengan seorang fotografer.

Kehidupan pernikahannya juga pahit. Tyson tiga kali menikah, dan punya delapan anak. Terakhir, pada 6 Juni 2009, dia menikah dengan Lakiha Spicer. Pernikahan dilangsungkan singkat di sebuah kapel di Las Vegas. Pada Juni 2011, Tyson memperbarui janji pernikahannya dengan Lakiha secara Islam.

Kini, si Leher Beton itu tak lagi jaya. Dia miskin dan bangkrut. Tapi dia mengaku hidup lebih tenang. “Saya punya istri, dan anak-anak terbaik, yang rasanya tak pantas saya miliki. Tapi mereka ada untuk saya. Saya sangat bersyukur," ujarnya.

MIKE TYSON

Bangkrutnya si Leher Beton

Dia sudah sempoyongan. Alkohol dan kokain membunuh segenap ingatan.

Jum'at, 9 Maret 2012, 22:40 WIB
Edy Haryadi
Mike Tyson menggigit telinga Evander Holyfield, 1997 (REUTERS/ Steve Marcus)
VIVAnews - Berandalan itu dibekuk polisi. Di keramaian Los Angeles suatu malam. Dia sudah sempoyongan. Alkohol dan kokain membunuh segenap ingatan. Memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Nyaris seruduk kiri kanan. Lupa pula membawa surat ijin mengemudi.
Kepada polisi dia mengaku tersesat. Hendak pergi  ke sebuah pesta, malah nyasar jauh dari tujuan. Anehnya dua polisi itu tak menahan. Mereka malah mengantar lelaki mabuk ini hingga di rumah pesta. Dua polisi baik hati itu menitip pesan kepada penjaga pintu. “Kau harus memastikan dia pulang lagi ke rumahnya.”
Lalu kedua polisi itu pergi sembari berjanji akan datang lagi mengecek si pemabuk itu. Begitu dua polisi itu pergi, semua peserta pesta ikut bubar. Dengan mulut bau alkohol dia sempat meminta peserta menunggu. Tak ada yang peduli.
Acara itu pun bubar. “Datang ke sebuah pesta diantar polisi bukan ide bagus. Bisa merusak pesta,” ujar si pemabuk itu. “Kasihan juga si tuan rumah.”
Pemabuk yang mencoba melucu itu adalah Mike Tyson, petinju legendaris yang sohor dengan julukan si leher beton. Kisah di atas dituturkan Tyson kepada Las Vegas Sun, 26 Februari 2012.
Dan kisah mabuk itu hanya satu dari sekian kisah mengerikan, yang dituturkan dengan gaya melawak dalam acara Mike Tyson: Undisputed Truth-Live on Stage. Itu acara akan ditampilkan di panggung teater.
Dalam acara itu, Tyson akan “menelanjangi” dirinya sendiri. Mengajak penonton masuk ke dunia yang berjasa menerbangkan nama ke seluruh dunia, sekaligus membantingnya ke titik nadir.
Kini, nasib si raja Knock Out itu memang sedang sempoyongan. “Tiga tahun lalu saya tak punya rumah. Saya butuh uang untuk menjaga agar serigala tak memasuki pintu,” tutur Tyson seperti dikutip dari The Sun, Senin 5 Maret 2012.

Beruntung, lanjutnya, seorang penggemar nun jauh di Inggris sana, datang menolong. Memberi uang. Menampilkannya dalam sejumlah acara talkshow. Dari uang itulah Tyson mendanai acara teater. Penonton membayar.
Mike Tyson adalah contoh bahwa hidup bisa diputar ke sisi yang berseberangan. Dulu hidup dari bertarung di ring, kini hidup dari membanyol. Dulu para penonton ngeri melihat keberingasannya, kini mereka terbahak-bahak. Dua-duanya sama gunanya. Menyambung hidup.

***
Michael Gerard Tyson, begitu nama pemberian orang tuanya, lahir 30 Juni 1966 di Broklyn, sebuah daerah yang keras di kota New York. Ayahnya, Jimmy Kirkpatrick, meninggalkan rumah saat Tyson berumur 2 tahun. Seorang diri sang Ibu, Lorna Smith, membesarkan Tyson beserta dua saudaranya Rodney dan Denise.

Saat remaja Tyson gemar berkunjung ke Taman Kota Brownsville. Dia jatuh cinta pada taman itu. Pada burung dara yang selalu berkerumun. Entah apa daya pikatnya. Dia melihat burung dara itu seperti hewan ajaib.
Begitu sayang pada burung itu, ia lalu membeli dan merawat seekor di rumah. Rajin memberi makan. Memandikan. Bermain-main dan bersenda gurau dengan burung itu.
Suatu hari dia terkejut. Burung dara peliharaan itu raib dari rumah. Dicari ke sana ke mari tidak ketemu juga. Ternyata burung itu dicuri anak-anak bengal. Dan tak cuma mencuri, geng bengal itu memelintir leher burung itu, hingga jadi bangkai.
Tubuh si pembunuh burung itu memang lebih besar. Juga terlihat lebih kekar dari Tyson, yang saat itu berusia 11 tahun. Dan si bengal itu benar-benar cari gara-gara. Sembari membawa bangkai burung itu dia lewat di depan rumah. Lalu melempar bangkai itu ke muka si empunya.
Tyson yang pendiam itu pun muntab. Murka alang kepalang. Lalu nekat berkelahi melawan di tubuh besar itu. Tak menunggu lama, dia menghujani bertubi-tubi bogem ke muka sang lawan. Ditonton banyak orang. Si bengal itu babak belur.  “Boleh diartikan saya lah pemenangnya,” ujar Tyson dalam wawancara dengan majalah Time di kemudian hari.
Baku pukul karena burung itu, mengubah jalan hidup Mike Tyson. Dari anak rumahan menjadi berandalan jalanan. Dan hidup di jalanan daerah kumuh itu, seakan cuma bisa bertahan dengan kepalan tangan.  Dia lalu bergabung dengan geng jalanan. Berkelahi nyaris saban pekan.
Dan semenjak itu hidupnya cuma di dua tempat. Jalanan dan kamar penjara. Sebelum berumur 13 tahun, Tyson sudah ditangkap polisi 38 kali.
Sang ibu yang cemas lalu mengirim Tyson ke sekolah Tryon School for Boys di Johnstown, New York. Sekolah itu menampung banyak anak berandalan. Di situ banyak pilihan ekstrakurikuler. Dan Tyson memilih tinju.
Kelas itu dilatih oleh Bobby Stewart, seorang mantan petinju. Tapi Tyson hanya berlatih beberapa bulan di situ. Melihat bakat besar Tyson, Bobby lalu mengenalkannya dengan pelatih legendaris Cus D’ Amato. Lewat tangan orang inilah dunia mengenal pukulan beruntun si leher beton itu.
Dari sekolah itu dia dipindahkan ke sasana tinju D’Amato di Catskill Boxing Club pada tahun 1980. Dibantu asistennya, Kevin Rooney, D’Amato membentuk ulang anak bengal itu. Menanam kedisiplinan. Melatihnya mengendalikan diri.
Kelak Tyson mengenang D’Amato sebagai arsitek dalam hidupnya. “Dia menghancurkan hidup saya. Tapi kemudian ia membangunnya kembali.” Sang pelatih memindahkan kebengalan anak jalanan itu ke atas ring.
Ketika diperam di sasana itu, Ibu Mike Tyson jatuh sakit. Kanker menggerogoti ibu yang berjuang keras. Lalu menyerah. Lorna Smith wafat tahun 1982, dua tahun sebelum Tyson memulai karir profesional.
Sepeninggal sang ibu, D’Amato menjadi wali Tyson. Dia menjadi sosok ayah bagi Tyson, sampai D’Amato meninggal tahun 1985. Setelah D’Amato wafat Tyson dilatih Kevin Rooney.

Tahun 1984, saat berusia 18 tahun, Tyson memulai debut tinju profesional. Remaja bengal itu sukses memukul KO Hector Mercedes di ronde pertama. Memukul Hector hingga tersungkur melempangkan jalan ke lawan-lawan berikutnya.
Dan kemenangan demi kemenangan diraih. Hampir semua tersungkur KO. Lalu tibalah 1986 itu. Remaja 20 tahun itu melawan Trevor Berbick sang juara di kelas berat versi WBC.
Meski Berbick bertubuh besar, Tyson tidak sulit merubuhkan sang juara. Di ronde kedua Berbick tersungkur. Tyson pun mencatatkan diri sebagai petinju termuda dalam sejarah yang berhasil meraih sabuk juara kelas berat dunia. Ia meraihnya dalam usia 20 tahun, 4 bulan, 22 hari.
Tyson kemudian membuat para petinju meriang ketakutan, bahkan para juara. Pada tahun 1986 itu juga, dia memukul KO James Smith pemegang sabuk kelas berat WBA. Lima bulan kemudian, Tyson menjadi petinju pertama yang berhasil menyatukan seluruh gelar tinju kelas berat, setelah  mengalahkan Tony Tucker, pemegang sabuk IBF.
Tyson kemudian dikenal sebagai raja KO. Dia berhasil menang 28 kali. Dan 26 di antaranya menang dengan KO atau TKO. Dari pertarungan sejumlah itu, 16 di antaranya menang KO di ronde pertama. Hampir seluruh lawan bengap.
Setelah menyudahi semua jawara di kelas berat, Tyson kemudian menghadapi petinju yang mengincar gelar-gelar itu. Dari wajah baru hingga para jawara tua. Dan mereka disudahi dengan cara menggetarkan.
Mantan juara kelas berat dunia Larry Holmes tersungkur di ronde ke empat. Leonel Spinks jatuh dan tak bangun lagi hanya dalam tempo 91 detik. Kegarangan Tyson terus mendunia.

***
Tapi keharuman itu tidak berumur panjang. Sejumlah kalangan menyebutkan gaya hidup Mike Tyson berubah semenjak berkenalan dengan Don King, promotor flamboyan yang gemar pesta.  Tyson mulai doyan pesta dan absen dari sasana latihan.
Hubungan dengan sang pelatih jadi tegang. Tyson marah besar. Dan puncak perseteruan itu tahun 1988. Dia memecat tanpa sebab Kevin Rooney, pelatih yang susah payah menanam kedisiplinan.
Rooney pergi, kehidupan Tyson kian liar. Tak ada lagi orang yang sesabar Rooney mengingatkan soal disiplin dalam hidup, juga di atas ring. Hidupnya kembali bengal. Rajin mabuk di pesta-pesta.
Dan dia menuai badainya lewat hook beruntun James Buster Douglas. Petinju yang tidak dikenal itu menghajar Tyson Februari 1990 di Jepang. Sebuah pukulan upper cut kanan memang sempat merubuhkan Douglas ke lantai. Tapi dia bangun lagi. Seperti sudah mengukur daya pukulan Tyson, Douglas tampil lebih impresif.
Dan hook kanan beruntun di ronde 10 mengirim Tyson mencium kanvas. Dalam pertarungan ulang, Tyson kemudian membalas dendam. Memukul KO Douglas. Tapi tersungkur di tangan Douglas itu perlahan mulai meruntuhkan kedigdayaan Tyson. Si raja KO itu bisa rubuh juga, bahkan oleh pendatang baru.
Meski para penantang mulai berani, Tyson tak kunjung memperbaiki kelemahan utamanya, kedisiplinan. Hidupnya malah kian buram. Tahun 1991, dia dihukum penjara enam tahun karena memperkosa ratu kecantikan dari Rhode Island, Desiree Washington.
Insiden itu terjadi di Indianapolis. Di penjara, Tyson mulai mengenal dan memeluk agama Islam. Dia mengganti nama menjadi Malik Abdul Aziz. Tiga tahun dia menjalani hukuman.(Baca juga "Menjadi Islam Gaya Mike Tyson").
Keluar dari penjara dia seperti terlahir kembali. Berhasil merebut gelar WBC dan WBA dengan memukul KO Frank Bruno dan Bruce Seldon. Namanya kembali gemilang dalam dunia tinju.
Tapi senjakala itu datang lewat kepalan tangan Evander Holyfield. Petinju yang telah lama menunggu giliran bertarung melawan Tyson. Menerima pukulan bertubi-tubi 9 November 1996 dari Evander, wasit menghentikan pertandingan. Tyson kalah TKO. Dia kehilangan gelar WBA.

Pertandingan ulangnya dibatalkan setelah Tyson menggigit kuping Holyfield. Tyson berdalih, dia kesal karena kepala Holyfield terus membentur dahinya tanpa dihentikan wasit. Semenjak itu Tyson jadi bahan olokan.
Tahun 2002, dia kembali bertinju pada usia ke 35. Tapi ia kalah KO oleh Lennox Lewis. Tahun 2006, Tyson resmi mundur setelah kalah KO dari Danny Williams dan Kevin Mcbride. Dua petinju yang tak begitu dikenal dunia.

***
Gelar hilang, harta juga lenyap. Berkarir semenjak 1984, Tyson sesungguhnya meraup uang banyak. Sedikitnya U$400 juta dolar. Sekitar Rp3,6 triliun. Si leher beton ini memang dibayar mahal tiap bertinju. Pada masa keemasan pernah dibayar U$30 juta dolar alias Rp270 miliar. Untuk sekali tarung.
Bergelimang uang, gaya hidupnya di awang. Pada akhir 2003, Tyson pergi ke toko permata dan membeli emas berlapis permata 80 karat seharga U$174.000 dolar atau Rp1,5 miliar. Dia banyak menghabiskan uang bersama wanita. Memanjakan mereka dengan perhiasan dan foya-foya. Saban hari begitu, tentu saja uang segunung itu "ke laut."
Hanya delapan bulan sesudah kehebohan membeli emas miliaran itu, Tyson mengumumkan dirinya bangkrut. Ia mendaftarkan pengakuan bangkrut itu pada 22 Desember 2003 di Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat di Manhattan.
Harian The New York Times melaporkan Tyson memiliki utang U$23 juta dolar atau Rp207 miliar. Ia juga memiliki utang pajak di Amerika Serikat dan Inggris sebesar U$17 juta dolar atau Rp153 miliar.
Utang itu untuk biaya pengacara sebesar U$750 ribu dolar atau Rp6,7 miliar. Utang biaya pelayanan limosine sejumlah U$300 ribu dolar atau Rp2,7 miliar. “Saya betul-betul sudah melarat dan bokek,” katanya kepada wartawan saat itu.
Tidak hanya bokek, Tyson bahkan dikabarkan sudah jadi gembel. Pada tahun 2004, di berbagai forum internet, ramai diberitakan Tyson hidup luntang-lantung hidup tanpa rumah. Seluruh asetnya habis membayar utang.
Lalu munculah bantuan penggemar di Inggris itu.  Dia kemudian menikahi seorang wanita bernama Lakiha Spicer tahun 2009. Bersama Spicer, yang akrab disapa Kiki itu, Tyson mengatur hidup dari pinggiran kota Las Vegas. Mereka tinggal di perumahan Seven Hills.
Menurut The New York Times, rumah itu dibeli Tyson dari Jalen Rose, pebasket NBA. Dan itulah satu-satunya aset Tyson saat ini. Kini usianya 45 tahun. Punya dua anak bernama Moroco dan Milan. Meski hidup pas-pasan, kata Tyson, “Saya memiliki banyak kesenangan, seorang istri dan dua anak.”
Kini hidup Tyson berubah. Tidur pukul delapan malam. Jam dua pagi dia bangun. Lalu mendengar musik dari Ipod-nya. Setelah itu membaca buku. Ia melalap buku apa saja.
Pukul 6 pagi, saat istrinya bangun, barulah ia memulai harinya. Biasanya mereka berunding soal proyek. Bersama sang istri, Tyson memang mendirikan perusahaan Tyranic. Bergerak di bidang hiburan. Sang istri jadi manajer Tyson.
Sejumlah proyek yang digarap antara lain  pembuatan film, pertunjukan teater, atau talk show. Dan semua acara itu berkisah tentang Mike Tyson.
Pemain di setiap teater adalah Tyson. Ia bahkan pemain tunggal. Pada setiap panggung dia berkisah tentang hidupnya sendiri.  Menurut The Washington Post, pagelaran berjudul “Mike Tyson: Undisputed Truth— Live on Stage” akan digelar selama sepekan.  Dari 13 April sampai 18 April 2012.
Harga tiketnya tidak mahal. Untuk 740 kursi penonton, tiket dijual seharga U$99,99 dolar atau Rp900 ribu. Sementara untuk kursi VIP dijual U$499,99 dolar atau sekitar Rp4,5 juta. Acara itu akan digelar di MGM Grand Hollywood Theatre.
Proyek terakhir yang sedang digarap suami istri adalah film komedi “Hangover III.” Film ini memang berkisah tentang sejarah hidup Tyson. Setelah sukses dengan Hangover I dan II, kini Tyson mempersiapkan sekuel ketiga.

Generasi muda kini lebih mengenal Tyson sebagai pemain teater dan film yang mengocok pertu, ketimbang sebagai petinju legendaris. Satu dari dua polisi muda baik hati yang menghantar Tyson ke tempat pesta malam itu,  berujar dengan suara girang, “Saya menyukai penampilan Anda di Hangover.”